Catatan Perjalanan Seorang Jobseeker "TOEFL" dan "P2EB UGM"
Bahasa Inggris menjadi hal utama untuk dapat mengikuti globalisasi ? entah kenapa harus bahasa inggris ga bahasa indonesia aja yang diperlukan untuk dapat masuk ke pasar global? (pertanyaan dan keluh kesah jobseeker). Pertanyaan yang bagus sekali sebenarnya, coba bayangin kalo kita harus les bahasa inggris dua kali tiap minggu, udah harus bayar juga yang ga murah bisa kali tiap paketnya sampai satu juta rupiah atau mungkin bisa lebih mahal lagi, terus harus ikutin tes toefl yang biayanya dibayar pake dollar ($) iya mata uang amerika yang sekarang kursnya Rp. 13.3xx dan ketika sudah dikonversi ke rupiah bisa mencapai 400 ribu rupaih sampai 500 ribu rupiah tiap satu kali tes dan lulus ga lulus harus dibayarkan segitu (ngeri kan kalo dibayangin, makannya dijalanin aja biar bisa ngikut ke pasar global hahaha).
Kenapa tidak bahasa Indonesia aja si yang dipakai untuk masuk ke pasar global dan mengikuti globalisasi, itu karena bahasa Indonesia belum dipakai secara universal di berbagai negara dan yang sering dipakai adalah bahasa Inggris dan mungkin juga bahasa mandarin karena etnis tiongkok sudah melakukan perjalanan menyusuri seisi bumi ini sehingga bisa ditemukan chinatown dimana mana. Lingkup asia sebenarnya memiliki jaringan eksklusif tersendiri untuk melakukan perdagangan dan pertukaran bisnis yang sering kita sebut MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Jaringan ini membebaskan para pekerja atau JOBSEEKER untuk dapat mudah bekerja di lingkup asean, dan beberapa negara asean sudah memberikan pelatihan mengenai bahasa Indonesia bagi para pekerjanya (jangan minder bahasa Indonesia juga diminati karena pasar Indonesia yang sangat menggiurkan untuk negara tetangga kita). Sementara itu kita apa hanya mau jadi target saja untuk negara tetangga kita, pastinya tidak kan apalagi Indonesia sedang surplus demografi (istilah asing ya) (intinya memiliki generasi muda produktif yang berlebih) hal itu menjadi modal dan harus dilatih untuk memiliki daya saing yang tinggi. Bukan mau membicarakan politik ekonomi sebenarnya cuma agar semua generasi muda sadar untuk terus mengembangkan diri walaupun masih menyandang gelar jobseeker. Hal yang minimal kita lakukan adalah mengikuti persyaratan global yaitu bahasa Inggris, ini kenapa bahasa Inggris menjadi sangat krusial. Eh tapi tetap ya bahasa Indonesia pemersatu bangsa dan tidak mengagung-agungkan bahasa lain. Kali ini paragraf pembukanya berat sekali untuk dibaca dan dipikirkan, tapi jangan kelamaan mikir keburu negara kita dimasukin pekerja asing dari thailand, malaysia, brunei, dan vietnam lho (masih aja dibahas makin berat kan eban anak bangsa ini hahaha).
Jujur demi mengejar TOEFL aku memang perlu mengeluarkan modal, waktu, dan usaha keras demi memiliki score standar yang disyaratkan perusahaan. Kelihatan score minded ya, realistis pertama aku butuh score yang memenuhi dulu untuk dapat masuk ke screening perusahaan ya minimal bisa lolos berkas atau tahap administrasi. Namun setelah berjalan bagai sambil menyelam minum air ketika mengikuti les di English Buddy ilmu juga secara otomatis didapatkan. Sebenarnya yang utama perlu pembiasaan terhadap sebuah bahasa asing yang kita pelajari untuk dapat lebih bisa lagi. Jadi target aku dapet ilmu juga dapet score yang diinginkan.
Berapa sebenarnya score standar yang diinginkan perusahaan? dari berbagai macam rekrutmen yang pernah aku ikutin mereka mensyaratkan 450 untuk batas minimal dan 550 untuk batas atasnya namun ada juga yang lebih tinggi lagi dari score 550 TOEFL (makin ngeri kan yaa, bersemangatlah wahai para jobseeker hahaha). Selain score jenis toefl juga menjadi persyaratan seperti TOEIC, IELTS, ITP, dengan score minimal yang berbeda beda dan cara konversi score yang berbeda (benar-benar bikin jiper deh kalo kita liat score minimal untuk masuk ke perusahaan multinasional).
Sampai saat ini aku belum sampai ke score yang aku targetkan tapi masih berusaha aja makin lama juga makin jago kok ingat pepatah bisa karena terbiasa kan hahahha. Oiya target aku adalah mendapat score 520 minimal untuk ITP dan karena tes ITP yang mahal jadi bukan jadi ajang untuk coba-coba ketika kita memutuskan untuk mendaftar ITP. Aku punya saran yang pas untuk kita berlatih tes TOEFL sebelum bertarung di kelas ITP yaitu dengan kita mengikuti tes TOEFL PREDICT yang diadakan lembaga-lembaga bahasa Inggris, jadi setelah kita mengikuti les bahasa inggris (TOEFL preparation) kita pasti perlu kan media untuk berlatih di tes yang sesungguhnya setidaknya untuk orientasi medan dulu sebelum peran, selain itu kita juga dapat mengukur progres kita dari score yang didapatkan sampai kita benar-benar yakin mampu untuk bertarung di ITP. Salah satu lembaga yang bisa jadi rujukan adalah P2EB yang dimiliki oleh fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, lokasinya bertempat di gedung pertamina tower lantai 2. Pelayanan yang diberikan oleh staff di customer servicenya sangat ramah dan baik sekali, kita bisa menanyakan jadwal tes, cara mendaftar dan mendaftarnya juga di situ. Keperluan tes kan tidak hanya membutuhkan pelayanan yang ramah saja tetapi juga fasilitas yang mereka sediakan untuk kita mengerjakan tersebut juga menjadi faktor yang penting, nah untuk ini P2EB memiliki ruang tes yang sangat baik dan kondusif sekali, headset juga jernih suaranya (untuk soal listening udah standar banget deh). Aku sejauh ini pernah mengikuti 2 kali tes TOEFL Predict dan soal yang diberikan berbeda, mungkin mereka memiliki berbagai tipe soal yang pasti akan membantu kita untuk meningkatkan kemampuan dalam meningkatkan score TOEFL. Harga yang perlu kita bayarkan adalah Rp. 80.000, cukup sepadan kan untuk level coba-coba mengukur kemampuan, daripada harus langsung ITP dan mendapat hasil yang kurang memuaskan karena kurang latihan. untuk informasi lebih lengkapnya dapat mengunjungi websitenya P2EB langsung http://www.p2eb.feb.ugm.ac.id
Cerita diatas bukan berniat untuk promosi hanya untuk berbagi informasi bermanfaat saja, mungkin akan menambah pahala aku hahaha. Teruslah mengembangkan diri karena perang akan semakin sengit di pasar global, perbanyak tools, skill, dan doa untuk bisa jadi pemenang. Semangat jobseeker!
Comments
Post a Comment