SADAR KAYA, sudah sadar atau belum?
SADAR KAYA, sudah sadar atau belum?
Usia diatas 25 tahun
merupakan usia krisis menurut saya
karena mulai muncul banyak tuntutan kehidupan apalagi untuk kita yang sudah
menikah. Mulailah muncul kurang pendapatan, kurang sukses, kurang mapan, kurang
waktu, dana serba kurang. Padahal ingatkah dulu sewaktu kita ada di masa kecil
hidup jauh lebih ringan untuk bermimpi dan membuat keinginan sesuai dengan
kesukaan hati, missal pengen jadi dokter atau ingin punya mobil itu nanti,
pingin punya rumah itu nanti dan masih banyak semua yang bisa ditunjuk pakai
jari tangan sendiri. Kenapa kita sekarang jadi makin sulit untuk asal tunjuk? Apakah
kita makin tau bahwa kita tidak mampu untuk mendapatkannya? Atau sekarang sudah
tidak berkeinginan lagi menjadi seorang yang kaya?
Terdapat satu ulasan buku yang
menarik untuk membahas permasalahan diatas, apakah kita di usia 25 keatas sudah
tidak mau kaya lagi?. Jawabannya ada di buku dari Bapak Mardigu Wowiek yang
berjudul “Sadar Kaya”, di buku ini kita dijelaskan bahwa banyak manusia yang
tidak sadar bahwa dirinya itu lebih cenderung ke sadar miskin dibandingkan
untuk sadar kaya. Kenapa bisa begitu? Sadar miskin (Poverty Conciousness) merupakan aktivitas sadar manusia yang
memiliki implikasi kepada arah hidup miskin, sedangkan sadar kaya (Prosperity Conciousness)
merupakan aktivitas sadar manusia yang memiliki arah ke hidup kaya atau makmur. Sebagai
contoh untuk aktivitas sadar miskin adalah ketika kalian merasa tidak mampu
untuk menunjuk mana rumah yang akan anda miliki, atau menyalahkan orang-orang
yang sukses dengan stigma negatif karena beruntung, karena dari keluarga kaya
atau bisa jadi karena korupsi, jadi lebih banyak pemikiran negative dan
menunjukan bahwa diri sendiri tidak sanggup untuk menjadi seperti orang itu.
Menurut kalian apakah semua orang berhak untuk kaya? Jawabannya adalah makmur
dan kaya adalah hak bagi semua orang dan kaya adalah pilihan diri dan mau
berusaha mennyediakan waktu, tenaga usaha, pemikiran untuk menjadi orang kaya
dengan selalu berpandangan positif. Mengapa pandangan positif menjadi penting
untuk menjadi orang kaya? karena menurut Bapak Mardigu hal yang terpenting adalah merubah software sehingga hardware dapat bekerja seperti apa yang ingin dituju, jadi perbaiki
dulu software yaitu dengan prasangka
positif dan tujuan positif sehingga hardware
akan bekerja sesuai dengan kemauan kita.
Sadarkah kita bahwa kekuatan berpikir
dan berprasangka akan membawa kita ke kehidupan yang lebih makmur? Saya dan
Bapak Mardigu memiliki kepercayaan yang sama bahwa pikiran dan prasangka negatif
itu akan memberikan vibrasi yang buruk juga untuk kehidupan kita, semisal kita
lupa membawa STNK kendaraan maka kita langsung berpikir bahwa kita akan bertemu
polisi dan akan dikenai sanksi tilang maka vibrasi muncul dan terjadilah kita
kena tilang dari polisi,sedangkan andai kita tidak sadar bahwa STNK kendaraan
lupa dibawa maka tidak akan terjadi apa-apa di hidup kita. Coba kita ubah
pemikiran itu menjadi pemikiran dan prasangka positif bagi hidup dan memberika
vibrasi positif bagi hidup kita maka efeknya apa akan sampailah kita ke
prasangka positif yang dituju. Oleh karena itu kaya itu muncul dari pemikiran
kita sendiri dan harapan kita sendiri yang memberikan vibrasi sesuai dengan
tujuan positif kita, berharap kaya dan mampu mencapainya ya akan mencapai kaya
dan mampu membuat alam semesta mendukung prasangka kita.
Pentingnya kita kembali menjadi
seorang anak adalah kita berani berimajinasi atau bermimpi, bebas dan sadar
bahwa imajinasi itu akan tercapai suatu saat nanti, jadi kita terbiasa untuk sadar
berusaha mencapai apa yang kita imajinasikan. Bayangkan bahwa kita di masa
kecil jauh lebih optimis daripada kita
yang saat ini sudah berusia diatas 25 tahun, hasilnya apa? kita lebih sibuk
untuk pesimis dan tidak berani berimajinasi yang membuat hidup kita lebih sadar
miskin dibandingkan sebelumnya.
Berdasarkan hal-hal diatas maka Sadar kaya berasal dari titik tidak sadar atau subconciousness karena untuk tampil di alam kesadaran butuh segala tatanan yang terbentuk dari pemahaman nilai yang ada di titik tidak sadar atau subconciousness. Maka dari itu saya sangat tercerahkan oleh tulisan dari bapak Mardigu karena dia juga menjelaskan bahwa kita berdoa secara tidak sadarpun tertuju ke arah sadar miskin (mungkin akan banyak yang protes bahwa kaya itu bukan bagian penting dari agama). Kenapa bisa begitu? Kita hanya tertuju untuk cara kita mendapatkan rejeki hanya melalui bekerja, dan berbagai masalah yang ada dalam dunia pekerjaan. Padahal Tuhan tidak pernah membatasi kita untuk memperoleh rejeki darimanapun dengan cara apapun asalkan halal, dan ingat bukankah doa itu harus detil agar Tuhan lebih mudah untuk mengabulkannya. Terus gimana dong cara doanya? Doanya adalah berikanlah rejeki yang berlimpah, mudahkanlah rejeki menghampiri tanpa harus melalui bekerja, bantulah agar saya tetap banyak waktu untuk keluarga dan mendidik anak, bantulah saya melalui rejeki yang berlimpah dapat membantu orang lain dan memberikan mereka kebahagiaan (ini versi saya) (mau kaya ya doa untuk kaya).
Buku Sadar Kaya ini merupakan
salah satu buku yang membuat saya mau membaca terus dan mampu untuk
menyelesaikannya dengan cepat (sebenarnya ini buku pertama saya yang bisa say
abaca sampai dengan halaman terakhir dengan kemauan sendiri tanpa paksaan orang
lain atau juga karena nilai yang ingin dicapai seperti semasa sekolah). Selain karena
bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami tetapi juga kemampuan Bapak Mardigu
menjelaskan fakta-fakta yang membuat dia menemukan dasar pemikiran tersebut. Terima
kasih sudah memberikan pengetahuan baru untuk saya.
Setidaknya sudah SADAR KAYA,
rejeki dan kesempatan akan tidak sadar datang dengan sendirinya (GilangRG,
2020)
Daftar Pustaka
1. Sadar Kaya oleh Mardigu Wowiek
Comments
Post a Comment